TRADISI MANDI SAFAR DI DESA RESUN
Rabu, 20 Agustus 2025, Pemerintah Desa Resun bekerjasama dengan Lembaga Adat Melayu Desa Resun menggelar tradisi mandi safar di Masjid Al Hidayah Desa Resun. Acara ini dihadiri oleh Bupati Lingga Muhammad Nizar beserta Istri Ny. Maratusholiha , Plt KEMENAG Lingga, Tenaga Ahli Kabupaten Lingga, Kapolsek Daik Lingga, Babinkamtibmas, Kepala Dinas Kebudayaan Lingga, Kepala Brenlitbang, Ketua Lembaga Adat Melayu Kecamatan Lingga, Ketua LAM Desa Resun, Camat Lingga Utara atau yang mewakili, serta perwakilan desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga influencer dan tamu undangan lainnya.
Bupati Linga beserta istri dan para tamu undangan disambut dengan iringan kompang dan pertunjukan silat, sebagai bentuk pengohormatan serta pelestarian budaya melayu. Mandi safar bukan hanya sekedar ritual turun temurun, melainkan juga simbol doa bersama untuk keselamatan dan penolak bala. Tradisi mandi safar ini bertujuan untuk membersihkan diri dari dosa, serta memohon perlindungan dan keberkahan dari Allah SWT. Tradisi ini rutin dilaksanakan di Desa Resun dalam satu kali setahun. Serangkaian acara diawali dengan doa bersama, berzikir dan tausiah, setelah itu prosesi mandi dilakukan di teras masjid kepada beberapa anak di masjid Al Hidayah.
Mandi safar merupakan salah satu warisan budaya tak benda sejak ditetapkan tahun 2018 yang harus dijaga dan dilestarikan. Menurut Bupati Lingga Muhammad Nizar tradisi ini sarat nilai kebersamaan, doa keselamatan.Â
Masyarakat Desa resun sangat antusiasme mengikuti serangkaian acara tersebut. Acara ini ditutup dengan jamuan makan bersama selutruh tamu dan masyarakat yang hadir.
Â
Â




